Saturday, 10 June 2017

Demi Mendapatkan Keuntungan Perempuan Ini Menyamar Jadi Gadis 13 Tahun


Canberra - Kebohongan seperti apa pun suatu saat pasti akan terungkap. Pepatah tersebut berlaku bagi perempuan bernama Samantha Azzopardi.

Kelakuan perempuan tersebut jadi tajuk pemberitaan utama di Negeri Kanguru. Kasusnya aneh dan unik.

Ia melakukan kebohongan besar dengan mengaku sebagai anak kecil berusia 13 tahun. Padahal umur sebenarnya Azzopardia itu telah mencapai 28 tahun alias sudah dewasa.

Perempuan itu, melakukan kebohongan agar mendapat keuntungan pribadi. Seperti iPad, telepon genggam model terbaru dan uang secara cuma-cuma.

Azzopardia memanipulasi data kelahirannya di Departemen Keluarga dan Pelayanan Keluarga Australia. Di depan mereka, Azzopardi mengatakan, ia adalah siswi Sekolah Harper Hart.

Dia meminta tolong karena menjadi korban perdagangan manusia dan mengalami kekerasan seksual.


Awalnya, perempuan yang punya banyak alias ini berupaya keras meyakinkan Departemen Keluarga dan Pelayanan Keluarga Australia. Untungnya, lembaga tersebut menaruh curiga.

Akhirnya mereka memutuskan untuk melapor ke polisi. Benar saja, penyamaran Azzopardi pun terungkap dan dirinya langsung ditahan oleh aparat berwenang Australia.

Aksinya di Auastralia memang gagal. Tapi pada 2013 dan 2014 dia berhasil menipu otoritas Kanada dan Irlandia.

Di Dublin, Azzopardi memakai modus utamanya, yaitu mengaku sebagai korban perdagangan manusia dan kekerasan seksual. Dengan penampilan lusuh dan kulit kusam polisi Irlandia sempat tertipu.

Walau akhirnya dideportasi, kembali ke negaranya, untuk mengurusi kasus Azzopardi mereka mengeluarkan kocek hingga sampai US$3,86 juta atau setara Rp 5,1 miliar.

Salah seorang traveler bernama Emily Bamberger mengaku pernah berkomunikasi dengan Azzopardi lewat sebuah situs di dunia maya. "Saya merasa ketakutan," ucap Bemberger.

Ia bercerita kepada saya, bahwa dirinya seorang gadis muda, yang coba mengelilingi dunia.


"Ini hal paling aneh dalam hidup saya, dia bisa mengetahui keluarga dan alamat saya. Saya tidak pernah merasa setakut ini," katanya.

No comments:

Post a Comment